“Aku sayang sama kamu, mau ngga kamu jadi
pacarku ??”, kataku malu-malu, di depan ruanganmu. Tapi kamu diam aja. Ngga
ada sepatah katapun yang keluar dari bibir mungilmu. Aku menunggu, tapi kami
masih diam membisu. Kayak patung di toko-toko baju di Matahari department store.
Diam. Dan masih
diam. Aku mulai gelisah. Salahkah aku mengatakan kalimat itu ?? keningku mulai
berkeringat. Kakiku seakan ngga bertulang. Aku ngerasa seakan sekujur tubuhku
lemas, kedua kakiku seakan ngga kuat menopang tubuh kekarku ini.
“Anterin aku pulang ya”, katamu kemudian.
Suaramu begitu datar. Sedatar hidupku tanpa cinta dan kasih darimu, Cantik. Aku
lihat, kamu juga tampak gelisah, tampak ngga nyaman dengan permintaanku tadi. Aku
jadi ngerasa ngga enak. Apakah aku salah mengartikan kedekatan kita selama ini ??
Salahku bila aku jujur akan perasaanku ini padamu ??
Kamu tahu,
semalam aku habiskan waktuku buat berdiri di depan cermin. Ya, latihan. Aku terus
latihan mengucapkan kalimat aku sayang
kamu. Ngga hanya itu, aku juga memutar lagu-lagu yang berbau cinta, mulai
lagu jaman Koes Plus, sampe Sm*sh, dan sekarang aku ngga berhasil ?? Iiiww,
rasanya aku jadi manusia paling idiot dan tolol sedunia.
Aku mengantarmu
pulang ke rumah. Di depan pintu kita berpisah. Senyuman yang selalu aku
bayangkan ngga keluar juga dari wajah cantikmu. Aku mulai cemas lagi. Aku sedih.
Aku galau.
“Maafin aku ya”, kataku. “Kamu marah ??”
Kamu diam. Persis
saat aku mengungkapkan perasaanku kepadamu. Satu menit, dua menit, tiga menit
aku menunggu. Dan kamu masih diam saja. Lalu membuka pintu rumahmu.
“Tunggu”, kataku tiba-tiba. “Sebentar, aku mau ngasih ini ke kamu”,
lanjutku sambil ngasih sesuatu ke kamu. Sesuatu itu adalah replika bentuk love. ”Kalo kamu juga sayang aku, potong love itu, lalu kasih aku bagian
setengahnya”, jelasku.
Kamu menerimanya, dan langsung masuk ke dalam tanpa
sepatah katapun yang terucap. Dan aku berdiri diam di depan pintu, menunggu. Siapa
tahu kamu keluar, membawa potongan love tadi,
dan mengatakan “Aku juga sayang sama
kamu, aku mau jadi kekasihmu”. Namun kenyataannya parah, kamu tetap di
dalam. Akhirnya aku pulang, dengan perasaan gelisah, sedih, dan galau.
Sehari, dua
hari, kita ngga bertemu. Karena kamu ada tugas ke luar kota. Kota dimana aku
ngga tahu jalan. Karena aku belum pernah ke sana. Dan aku masih ngga tahu
perasaanmu padaku. Aku galau. Seprei bantal sampe kumal gara-gara aku
lipet-lipet ngga karuan.
Keesokan harinya
kamu telah kembali dan kita bertemu. Aku datang mendekatimu dengan perasaan
ragu. “Maafin aku ya. Aku salah. Dan aku
sungguh ngga bermaksud merusak persahabatan kita”, kataku agak gemeteran. Lalu kamu memberikan sesuatu padaku. Ya, potongan love
yang aku berikan 3 hari yang lalu.
“Ngga, kamu ngga salah kok. Aku yang salah,
maafin aku ya”, katamu tiba-tiba. “Maaf
soalnya udah bikin kamu nunggu lama, bikin kamu penasaran, dan yang pasti kamu
galau kan”, lanjutmu sambil tersenyum kecil padaku. Aku bingung. “Kalo boleh jujur, aku juga punya perasaan
yang sama kayak perasaanmu padaku”. Aku makin bingung. Bingung harus jawab
apa.
Dunia seolah
berhenti. Aku terpaku akan pesona cantik pada dirimu. Dan seolah-olah ada
petir. Menggelegar. Menyambar dadaku tiba-tiba. Dan menghadirkan bunga-bunga
yang bermekaran dengan indahnya. Seketika bibirku mulai tersenyum. Rasa bahagia
mulai merasuk dan mengalir dalam aliran darahku.
“Umh apa?? Kata-katamu barusan kurang jelas”,
kataku, pura-pura ngga denger dengan jelas apa yang kamu katakan tadi, dan aku
juga pengen meyakinkan kalo kamu bener-bener ngucapin sayang sama aku.
Kamu tersipu
malu. Mata kita saling menatap. Dan kamu bilang,”Aku juga sayang sama kamu, aku mau jadi pacarmu”. Aku makin senang.
Rasanya kayak melayang-layang di udara, hingga menjelajah Galaksi Bimasakti,
dan menaklukan trilyunan bintang di dalamnya. Dan aku dapatkan kamu menjelma
menjadi bintang. Bintang yang sinarnya akan selalu menerangi jalanku mengarungi
hidup yang penuh liku-liku ini. Dan mulai saat itu, kita resmi jadian.
Sebenernya masih
ada satu pertanyaan dalam kepalaku,”Maukah
kamu jadi ibu dari anak-anakku sayangku??”.
~ Thank's for visiting and reading my article ~
heh, kyoke iki mengutip dari buku??
BalasHapussepertinya saya pernah membaca ini sebelumnya dan kamu rubah sedikit kata-katanya
bener ga??